Banyak orang berpendapat bahwa seorang bisa menjadi pemimpin karena anugerah atau "dia memang terlahir sebagai seorang pemimpin", begitu katanya. Pendapat ini bisa jadi memang benar, namun saya tidak sepenuhnya setuju akan hal tersebut.Karena bagi saya segala sesuatu itu bisa dipelajari dan di asah sedemikian rupa sehingga kita bisa kompeten didalamnya. Termasuk di dalamnya mengenai kepemimpinan. Seseorang bisa belajar untuk menjadi seorang pemimpin. Bahkan menjadi seorang pemimpin yang super atau Super Leadership.
Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimanakah kriteria seorang pemimpin yang super tersebut? Dan yang tak kalah penting bagi saya adalah, mampukah kita menjadi seorang pemimpin yang super suatu hari nanti ?
Seorang Pemimpin yang super adalah seorang Pemimpin yang ideal. Ideal bagi orang yang dipimpimnya dan juga bagi dirinya sendiri.
Lalu bagaimanakah pemimpin yang ideal tersebut? Seperti apakah pemimpin yang dikatakan ideal tersebut?
PEMIMPIN YANG IDEAL
Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang dapat berkomunikasi secara efektif dalam situasi apapun dan bijaksana. Pemimpin yang dapat BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF adalah:
- Memberikan informasi yang update kepada seluruh bawahan dan koleganya secara terus-menerus, fakta yang terjadi di lapangan.
- Secara proaktif meminta umpan balik dari bawahan.
- Memastikan adanya tindak lanjut atas masalah yang terjadi dalam suatu organisasi.
- Selalu mengupdate informasi yang dimiliki berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan.
TIPE PEMIMPIN BIJAKSANA:
- Memiliki rasa percaya diri dan dapat mengatakan bisa pada diri sendiri untuk dapat menyelesaikan suatu masalah.
- Sensitif terhadap perasaan/emosi pihak lain/anak buah.
- Dapat menyelesaikan masalah dengan cepat yang menjadi tanggungjawabnya dan terbiasa mendisiplinkan diri untuk mencari solusi setiap masalah dan bersikap action oriented.
- Berpikir kedepan dan selalu berpikir contigency plan yaitu selalu mengembangan pikiran dalam beberapa skenario untuk mengantisipasi kondisi yang akan terjadi, disini anda akan lebih terlihat powerful.
- Pikirkan selalu kenyamanan anggota organisasi dalam bekerja.
PEMIMPIN YANG BIJAKSANA (TIDAK DISARANKAN) :
- Menutup-nutupi permasalahan, berbohong atau mengatakan sesuatu yang sifatnya misleading. Walau sebagai pemimpin, harus menyimpan hal-hal yang bersifat cinfidential, namun hal-hal yang sifatnya terkaitn dengan keamanan, kesejahteraan harus disampaikan secara terbuka.
- Menjanjikan sesuatu yang belum ada kejelasannya untuk direalisasikan.
- Menyalahkan pihak lain atau mencari kambing hitam atas terjadinya masalah.
Seorang pemimpin yang ideal harus mempunyai sifat - sifat seorang pemimpin yang baik. Berikut ini beberapa kutipan yang saya ambil mengenai sifat - sifat pemimpi yang baik.
Ibnu Khaldun menggariskan sifat-sifat pemimpin sebagai berikut :
(i) Suka memaafkan
(ii) Suka melindungi pihak yang lemah
(iii) Murah hati kepada tetamu
(iv) Memelihara yang miskin
(v) Sabar dalam kesusahan
(vi) Jujur dalam perkataan dan perbuatan
(vii) Menghormati alim ulama
(viii) Menghormati guru dan orang-orang tua
(ix) Tidak sombong kepada fakir miskin
(x) Mahu mendengar kritikan
(xi) Mempunyai semangat persatuan
(xii) Menghargai dan menghormati kawan
(xiii) Menempatkan orang orang yang layak dalam sesuatu jawatan
(xiv) Tidak hidup bermewah-mewah
Imam Abu Hamid Al-Ghazali memberi ciri-ciri pemimpin sebagai berikut :
(i) Sayang kepada rakyat
(ii) Berjiwa diplomatik
(iii) Mempunyai jalan fikiran yang jelas
(iv) Tegas dalam bertindak
(v) Berfikiran tajam
(vi) Luas pengetahuan
(vii) Berani
(viii) Mempunyai azam yang kuat
(ix) Mempunyai pengetahuan tentang negara dan sejarah pemimpin-pemimpin yang terdahulu
Prof Dr Hamka mengemukakan syarat-syarat pemimpin sebagai berikut :
(i) Bertakwa kepada Allah
(ii) Bersifat amanah
(iii) Berani di saat genting
(iv) Bijaksana
(v) Sanggup berkorban harta benda untuk rakyat
(vi) Tidak mudah tergoda oleh pujian
TIPE-TIPE PEMIMPIN
Sebelum menjadi seorang pemimpin terlebih dahulu kita harus mengenali tipe - tipe pemimpin yang ada, antara lain :
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota – anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang – undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
KELEBIHAN:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
KELEMAHAN:
a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang – orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang – orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang – orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung
g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya
KELEBIHAN:
a. Keputusan berdasarkan keputusan anggota
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin
KEKURANGAN:
a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran – saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan – kekacauan dan bentrokan – bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata – mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan
.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota – anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara – saudaranya. Dalam tindakan dan usaha – udahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
KELEBIHAN:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran – saran dari kelompoknya
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggota – anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab
c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
KEKURANGAN:
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide – ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar – samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
CIRI-CIRI PEMIMPIN YANG BAIK
Bagaimanakah sebenarnya ciri - ciri seorang pemimpin yang baik ?
Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional. Mengapa harus kecerdasan emosional ? Apa pentingnya kecerdasan emosional bagi seorang pemimpin ? Dan bagaimana ciri - ciri pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional ?
Pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas akan saya uraikan satu persatu, karena memang hal tersebut sangat penting untuk membentuk satu pribadi pemimpin yang super.
Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi
Memimpin bukan sekadar memerintah. Pemimpin yang baik akan menjadi muara bagi setiap kebutuhan anggota. Lebih dari itu, pemimpin harus mampu menggerakkan anggotanya dalam satu visi dan misi, demi kemajuan bersama.
Kita tentu masih ingat, bagaimana Mahatma Gandhi membuat banyak orang India mengikuti langkahnya untuk tak melawan tentara Inggris dengan kekerasan. Gerakan Ahimsa dicanangkan bukan lewat omongan, melainkan tindakan nyata.
Resonansi, getaran atau vibrasi yang keluar dari dalam diri para pemimpin itu membuat orang mengikutinya. Di sisi lain, ada juga pemipinyang memiliki resonansi, meski negatif, tetap mengingatkan kita betapa vibrasi pemimpin menjadi semacam jimat untuk menggerakkan banyak orang. Hitles misalnya.
Meski kerap diabaikan, dimensi kepemimpinan dalam memberi resonansi adalah hal utama. Percuma memiliki pemimpin pandai, tapi tak mampu menggerakkan dan mempengaruhi anak buahnya, tentu dalam hal posifit.
Kuncinya terletak pada bagaimana pemimpin itu memiliki kecerdasan emosi yang memadai.
Kita tentu masih ingat, bagaimana Mahatma Gandhi membuat banyak orang India mengikuti langkahnya untuk tak melawan tentara Inggris dengan kekerasan. Gerakan Ahimsa dicanangkan bukan lewat omongan, melainkan tindakan nyata.
Resonansi, getaran atau vibrasi yang keluar dari dalam diri para pemimpin itu membuat orang mengikutinya. Di sisi lain, ada juga pemipinyang memiliki resonansi, meski negatif, tetap mengingatkan kita betapa vibrasi pemimpin menjadi semacam jimat untuk menggerakkan banyak orang. Hitles misalnya.
Meski kerap diabaikan, dimensi kepemimpinan dalam memberi resonansi adalah hal utama. Percuma memiliki pemimpin pandai, tapi tak mampu menggerakkan dan mempengaruhi anak buahnya, tentu dalam hal posifit.
Kuncinya terletak pada bagaimana pemimpin itu memiliki kecerdasan emosi yang memadai.
Emosi pemimpin dapat menular ke seluruh organisasi.
Bila seorang pemimpin memancarkan evergi dan antusiasme, kinerga organisasi atau perusahaan akan meningkat. Jika pemimpin memancarkan negativitas dan ketidaknyamanan, kinerja organisasi pun akan merosot.
Tugas dasar seorang pemimpin adalah memancing tumbuhnya perasaa positif dalam diri orang yang dipimpinnya. Resonansi bukan hanya berakar pada suasana hati yang baik atau kemampuan pemimpin mengatakan sesuatu hal dengan benar, tapi juga pada sekumpulan kegiatan terkoordinasi yang tercakup dalam gaya kepemimpinan. Keenam gaya itu adalah visioner, pembimbing, afiliatif, demokratis, penentu kecepatan, dan mampu memerintah.
Bagaimana seorang pemimpin menciptakan resonansi yang tahan lama? Langkah ini sangat mungkin, yakni dengan memastikan bahwa seluruh jenjang organisasi terajut oleh kepemimpinan yang cerdas emosi.
Dalam setiap organisasi besar, akan terdapat beberapa kantong resonansi dan disonansi. Ini wajar. Pemimpin mesti bergerak, menggeser perbandinga keseluruhan disonansi menjadi resonansi. Caranya dengan melatih para kadfer pemimpin yang akan menciptakan kelompok yang cerdas emosi.
Bila seorang pemimpin memancarkan evergi dan antusiasme, kinerga organisasi atau perusahaan akan meningkat. Jika pemimpin memancarkan negativitas dan ketidaknyamanan, kinerja organisasi pun akan merosot.
Tugas dasar seorang pemimpin adalah memancing tumbuhnya perasaa positif dalam diri orang yang dipimpinnya. Resonansi bukan hanya berakar pada suasana hati yang baik atau kemampuan pemimpin mengatakan sesuatu hal dengan benar, tapi juga pada sekumpulan kegiatan terkoordinasi yang tercakup dalam gaya kepemimpinan. Keenam gaya itu adalah visioner, pembimbing, afiliatif, demokratis, penentu kecepatan, dan mampu memerintah.
Bagaimana seorang pemimpin menciptakan resonansi yang tahan lama? Langkah ini sangat mungkin, yakni dengan memastikan bahwa seluruh jenjang organisasi terajut oleh kepemimpinan yang cerdas emosi.
Dalam setiap organisasi besar, akan terdapat beberapa kantong resonansi dan disonansi. Ini wajar. Pemimpin mesti bergerak, menggeser perbandinga keseluruhan disonansi menjadi resonansi. Caranya dengan melatih para kadfer pemimpin yang akan menciptakan kelompok yang cerdas emosi.
Orang akan berubah bila mereka terlibat secara emosi dan berkomitmen. Ketika pemimpin hanya terlibat secara intelektual dengan strategi, tidak mungkin memelihara energi dan berkomitmen. Pembelajarannya pun menjadi macet.
Jadi, yang paling dibutuhkan pemimpin adalah secara emosi, dengan semangat dan impiannya sendiri, dengan orang lain dan dengan strategi.
Jadi, yang paling dibutuhkan pemimpin adalah secara emosi, dengan semangat dan impiannya sendiri, dengan orang lain dan dengan strategi.
PEMIMPIN YANG BAIK
Kejayaan sesebuah organisasi bergantung ke atas prestasi kolektif pentadbirnya, iaitu orang yang mengarah kerja dan memimpin kakitangan keseluruhannya. Pemimpin (atau Ketua Jabatan) secara bersendirian mesti mendapatkan kerjasama secara sukarela daripada rakan sejawatnya kerana proses kepimpinan memang melibatkan dua orang atau lebih. Seorang daripadanya cuba membimbing dan mendorong yang lain dalam usaha mencapai matlamat sistem. Dalam proses perhubungan Ketua Jabatan dan kakitangan, terdapat banyak aspek yang perlu diberi perhatian.
Misalnya, bagaimanakah seorang Ketua Jabatan mempengaruhi tingkah laku kakitangan supaya dapat menghasilkan output yang sempurna. Sebagai contoh dalam situasi sekolah misalnya, pengetua/guru besar dan guru-guru berusaha melahirkan pelajar yang sempurna dari segi mental, fizikal, rohani dan jasmani. Seorang pengetua/guru besar mesti mempunyai ciri-ciri kepimpinan, agar mendapat kerjasama dan diterima oleh semua kakitangan di sekolah.
Apabila seseorang itu berjaya memimpin, ini bermakna dia berjaya mempengaruhi anggota-anggota yang lain di dalam organisasi itu. Kebolehan mempengaruhi bergantung kepada unsur yang penting iaitu kuasa yang ada pada seseorang itu. Mengikut Dr Robiah Sidin (1988), dalam bukunya ‘Asas Pentadbiran Pendidikan’, beliau menegaskan bahawa secara umumnya ada dua jenis kuasa yang boleh dipegang oleh seseorang pemimpin itu. Pertama, kuasa yang datang dengan jawatannya di dalam organisasi itu dan kedua, kuasa yang berpunca daripada keadaan dirinya sendiri atau kuasa individu. Kuasa yang bersangkut paut dengan jawatan adalah penting kerana memberi kepercayaan kepada anggota-anggotanya. Walaubagaimanapun untuk seseorang itu kekal menjadi pemimpin dia mesti juga mempunyai kuasa yang berunsurkan kebolehan tersendirinya. Ini termasuklah:
1. Mentaliti
- Kebijaksanaan atau kebolehan membuat perhitungan yang jauh sebelum bertindak dengan menilai antara yang baik dan buruk berdasarkan pertimbangan ilmu dan pengalaman.
- Keberanian atau kesungguhan serta kesanggupan menghadapi cabaran dan masalah serta risiko, baik yang berpunca dari luar diri atau dalam diri sendiri.
- Mempunyai inisiatif atau tindakan yang dimulakan sendiri tanpa menunggu orang lain dating kepadanya minta bertindak.
- Mempunyai kreativiti sendiri, terutamanya dalam menyelesaikan masalah-masalah yang wujud dalam organisasi.
2. Kemasyarakatan
- Kesediaan memberi dan menerima pendapat.
- Sikap positif dan terbuka.
- Daya penggerak dan semangat juang yang kuat.
- Kebolehan berkomunikasi secara berkesan.
3. Moraliti
- Mempunyai disiplin diri yang unggul.
- Kebersihan jiwa terutamanya dari segi keadilah, amanah, ketenangan, kesabaran, keteguhan pendirian dan ketahanan diri.
- Iman yang teguh, terutama orang yang beragama Islam.
Antara ketiga-tiga ciri yang dinyatakan, moraliti adalah yang terpenting untuk menilai seseorang pemimpin sama ada baik atau buruk, berkesan atau tidak, boleh bertahan lama atau tidak.
Pemimpin memerlukan juga sikap tertentu untuk mempengaruhi orang lain. Perkara yang paling penting ialah pemimpin harus mempunyai pengertian dan tanggapan yang tajam terhadap individu-individu yang saling berurusan dengannya. Selain daripada itu seorang pemimpin juga harus mempunyai:
- Empati; iaitu kebolehan untuk memahami perasaan orang lain dan bersimpati.
- Kesedaran; akan kelemahan dan kekuatan dirinya sendiri. Sedar tentang bagaimanakah dirinya dianggap oleh orang lain. Hanya apabila ini berlaku maka barulah kepercayaan kebolehan dirinya akan timbul.
- Kebolehan: untuk melihat secara objektif akan masalah-masalah dan tingkah laku anggota-anggota lain. Pemimpin harus bersikap adil boleh memberi analisa yang adil dan tidak emosional.
Selain itu, sekiranya seseorang itu ingin menjadi pemimpin yang baik, dia hendaklah mengamalkan perkara-perkara yang diketahui, dilihat dan diterima sebagai baik:
- Seseorang pemimpin harus bersedia untuk belajar dari siapa sekalipun apa yang dia tidak tahu kerana kepimpinan itu sesuatu yang boleh terus menerus dipelajari dari latihan dan pengalaman.
- Seseorang pemimpin mesti berani memberi jawapan yang tegas kepada sesuatu yang difikirkan baik atau tidak baik kepada organisasinya.
- Seseorang pemimpin yang baik berupaya memudahkan semua kerja, dengan menjadikannya kerja-kerja biasa yang boleh dilakukan oleh kebanyakkan orang bawahannya dan tidak memerlukan pakar khusus.
- Seorang pemimpin yang baik mempunyai perhubungan baik dengan orang-orang bawahannya. Dia mengenali mereka sebagai individu-individu yang mempunyai keistimewaan tersendiri. Pada kebiasaannya, pemimpin yang baik jarang berkasar dengan orang-orang bawahannya.
- Seseorang pemimpin yang baik pandai membahagikan masa. Dia tahu bila masa bertugas dan bila masa di luar tugas dan bertindak bersesuaian dengan keadaan. Pemimpin yang tidak cekap selalu merasa runsing dan bimbang dengan hal-hal tugas di mana juga dia berada.
- Dalam sesebuah organisasi terdapat pelbagai jenis manusia: ada yang malas, ada yang rajin dan ada yang boleh diharap serta ada yang tidak boleh diharap. Seorang pemimpin yang bijak tidak lemah semangat dengan keadaan ini. Dia menerima hakikat sedemikian dan menggunakan sebaik-baiknya apa yang ada.
- Seorang Pemimpin yang baik tahu dan mahu berbincang denganorang-orang bawahannya mengenai sesuatu hal yang dia sendiri tidak pasti. Dia tidak hanya pandai mengeluarkan arahan saja.
- Seorang pemimpin yang baik mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman mengenai tugas dan manusia.
- Seorang pemimpin yang baik pandai memperkembangkan kebolehan bekerja orang bawahannya. Dia tahu mengagihkan tugas kepada mereka.
- Seorang pemimpin yang bijak tidak sekali-kali lemah semangat dan cepat mengaku kalah apabila berdepan dengan sesuatu masalah. Kalau masalah tidak dapat diselesaikan dengan satu cara, dia menggunakan cara lain. Dia sentiasa bersikap positif.
Melalui perbincangan mengenai ciri-ciri pemimpin berkesan di atas, beberapa kesimpulan dapat dibuat. Diantaranya ialah kepimpinan ialah perlakuan seseorang yang boleh menggerakkan orang lain untuk berfikir, merasa, bertindak dengan cara-cara tertentu. Dalam hal ini seorang pemimpin harus mengetahui keperluan dan motif orang-orang yang berkerja dengannya dan harus menitikberatkan pencapaian matlamat kumpulan. Dia juga harus berjaya mengekalkan kekuatan yang ada pada kumpulannya untuk menyelesaikan masalah dan mencapai matlamat masa depan.
Seseorang pemimpin boleh menonjolkan kepimpinannya hanya melalui penglibatannya dalam kumpulan. Dalam kumpulan pula kekerapan interaksi bersama kakitangan membolehkan keberkesanan kepimpinannya. Kalau seorang pemimpin sentiasa “bersembunyi” dalam biliknya dan tidak mempunyai masa untuk berinteraksi dengan kakitangannya, maka kepimpinannya kurang berkesan.
Kepimpinan bukan bergantung sepenuhnya kepada jawatan. Status jawatan yang disandanghanya satu daripada punca potensi kepimpinan. Kejayaan kepimpinan adalah fungsi kedua-dua kuasa formal melalui jawatan dan penerimaan orang-orang bawahan secara tidak formal yang bukan kerana jawatan.
- Pengertian emosi: mind and mood, sense and commonse, IQ vs EQ, rasional vs emosional.
- Ciri kecerdasan emosional: Memahami ruang emosi, memahami diri sendiri, mendengar suara hati, mengatasi situasi hati (mood), berpikir positif, menempatkan empati, meningkatkan kecerdasan sosial
- Emotional Quotient – Assessment dengan Skala EQ Map
- Pembahasan hasil EQ Assessment masing-masing untuk meningkatkan kecerdasan emosional Anda:
- Lingkungan Anda saat ini
- Dimensi dalam kecerdasan emosional Anda
- Pengaruh EQ dalam kehidupan Anda
Selain itu Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan mempengaruhi karyawan atau oang lain dengan menguasai Teknik Presentasi yang baik dan efektif. Agar segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh sang pemimpin kepada orang yang di pimpinnya dapat dimengerti dan diterima dengan baik.
Was-was dan khawatir seringkali muncul saat harus mempresentasikan suatu topik di hadapan orang banyak apalagi kalau audiens secara struktural lebih tinggi posisinya. Permasalahannya ritual presentasi ini tak dapat dihindari oleh siapa saja yang ingin menapaki jenjang kesuksesan dalam berkarir. Semakin tinggi karir seseorang maka semakin sering ia melakukan presentasi dari setiap meeting ke meeting. Tentu buat mereka presentasi bukanlah sekedar menyampaikan informasi tapi juga sarana untuk mempengaruhi anggota organisasi lain untuk bersepakat dengan pemikirannya dan mendorong yang mendengarkannya untuk bertindak.
Tidak usah jauh mengambil contoh para pemimpin bisnis, rata-rata mereka yang bekerja di bidang sales dan marketing selalu melakukan presentasi untuk menjual produknya sehingga keahlian ini wajib dimiliki oleh seorang salesman dan marketer. Karena kemampuannya yang istimewa ini para sales dan marketer menapaki karir jauh lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya. Umumnya perusahaan-perusahaan besar saat ini memiliki direktur, CEO, atau presiden direktur yang kebanyakan berlatarbelakang sales dan marketing. Ini dimungkinkan karena secara alamiah mereka memiliki kemampuan persuasi yang tinggi akibat beban rutinitas pekerjaannya.
Presentasi memang terlihat mudah saat kita melihatnya namun bagi pemula tantangannya tidak sedikit. Mereka yang tidak terbiasa presentasi akan dihantui rasa was-was dan ketakutan yang luarbiasa akibatnya presentasi menjadi gagal total karena ketidakmampuan untuk mengontrol diri. Yang jelas hal ini bisa dihindari dengan cara mempersiapkan diri dengan baik, berlatih terus-menerus, serta memberanikan diri untuk tampil dalam presentasi sesungguhnya. Persiapan diri tentu dimulai dengan sikap mental berupa keyakinan terhadap diri sendiri, pemahaman terhadap topik yang dipresentasikan, dan kemampuan untuk berkomunikasi verbal dengan baik.
PRESENTASI EFEKTIF ?
Sebuah presentasi merupakan sebuah media komunikasi yang paling banyak dikenal secara umum, namun belum tentu semua orang bisa memanfaatkannya secara efektif. Seringkali sebuah presentasi justru membawa sesuatu yang tidak produktif, karena kita tidak mempersiapkannya dengan baik. Sebagaimana media komunikasi yang lain tiga faktor yang perlu diperhatikan antara lain : pihak komunikator (penyaji), pihak komunikan (audience), proses presentasi, dan sarana/fasilitas yang diperlukan.
Seorang penyaji tentunya harus sangat memahami semua faktor tersebut agar bisa tampil sebagai seorang komunikator yang berhasil.
Sebuah presentasi merupakan sebuah media komunikasi yang paling banyak dikenal secara umum, namun belum tentu semua orang bisa memanfaatkannya secara efektif. Seringkali sebuah presentasi justru membawa sesuatu yang tidak produktif, karena kita tidak mempersiapkannya dengan baik. Sebagaimana media komunikasi yang lain tiga faktor yang perlu diperhatikan antara lain : pihak komunikator (penyaji), pihak komunikan (audience), proses presentasi, dan sarana/fasilitas yang diperlukan.
Seorang penyaji tentunya harus sangat memahami semua faktor tersebut agar bisa tampil sebagai seorang komunikator yang berhasil.
Seringkali kita dipusingkan dengan kegiatan yang namanya ‘Presentasi’. Presentasi sendiri berarti “teknik explain untuk mempersembahkan, dan atau memperlihatkan suatu hasil dari sebuah karya atau sebuah produk dengan cara mengkomunikasikan ide ke banyak orang (audience)”. Banyak orang yang hanya membaca materi saja dan tidak melakukan ‘tatap mata’ ke audience. Adapula yang menghapal dialog (udah kayak akting maen film aja ) dari awal hingga akhir. Namun ada presentasi yang benar-benar dapat mengambil perhatian para audience nya. Biasanya hal ini akan mengakibatkan umpan balik pertanyaan dan komentar dari audience, meskipun kadang justru mlah bersifat offensive. Nah, berikut ada beberapa cara atau teknik untuk membuat presentasi yang efektif yang telah saya kumpulkan (dari hasil penelusuran selama ini).
- Untuk meyakinkan pendengar, jangan memilih cara inkonvensional (tidak lazim), tapi sampaikan presentasi yang “berisi” agar bisa difahami oleh pendengar.
- Faktor penting dalam presentasi adalah keseluruhan ide yang disampaikan harus dapat difahami oleh pendengar
- Pada akhir presentasi, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali point-point penting yang dipresentasikan
- Pemakaian demonstrasi eksperimen merupakan hal yang menarik.
- Siapkan beberapa alternatif yang akan didemonstrasikan pada pendengar.
- Perhatikan pengaturan waktu/scheduling dalam menyampaikan presentasi.
- Jika presentasi terasa berjalan lambat, anda perlu untuk meringkas materi yang disajikan.
- Cek lah projector sebelum melakukan presentasi
Presentasi dengan PowerPoint:
Ukuran huruf dan tipe
1. Gunakan huruf Sans Serif seperti Verdana, Tahoma, dan Helvetica untuk teks dan judul. Cetak tebal lebih disukai.
2. Judul: 32 poin atau lebih besar
3. Sub judul: 30 poin atau lebih besar
4. Teks: 28 poin atau lebih besar
Cetak tebal lebih baik daripada teks standar.
Petunjuk praktis pelukis papan nama: (saat berada pada papan nama atau diproyeksikan)
· Huruf 1 inci dapat dibaca dari jarak 3 m.
· Huruf 2 inci dari jarak 6 m.
· Huruf 3 dari jarak 9 m.
1. Gunakan huruf Sans Serif seperti Verdana, Tahoma, dan Helvetica untuk teks dan judul. Cetak tebal lebih disukai.
2. Judul: 32 poin atau lebih besar
3. Sub judul: 30 poin atau lebih besar
4. Teks: 28 poin atau lebih besar
Cetak tebal lebih baik daripada teks standar.
Petunjuk praktis pelukis papan nama: (saat berada pada papan nama atau diproyeksikan)
· Huruf 1 inci dapat dibaca dari jarak 3 m.
· Huruf 2 inci dari jarak 6 m.
· Huruf 3 dari jarak 9 m.
Kontras Warna
5. Latar belakang harus sederhana, tidak bersifat grafis, dan biasanya harus memiliki satu warna saja, bila mungkin warna pastel muda atau putih bila cetakan warna hitam digunakan. Gradient dua-warna dapat diterima bila salah satu dari kedua warna tersebut adalah putih. Gradient dua-warna juga dapat diterima bila salah satunya bukan warna putih, bila warna- warna tersebut berdekatan pada roda warna (misalnya kuning ber-gradient dengan hijau). Abu-abu harus dihindari, baik pada teks ataupun latar belakang dari presentasi PowerPoint
6. Teks dan latar belakang haruslah sangat kontras. Bila latar belakang berwarna gelap, teksnya harus berwarna sangat terang. Bila latar belakangnya berwarna terang, teksnya harus berwarna sangat gelap. Beberapa kombinasi warna yang baik untuk teks dan latar belakang adalah hitam dan putih, kuning dan ungu, kuning dan biru tua, merah tua dan putih, hijau tua dan putih, biru tua dan putih, hitam dan kuning, dan ungu dan putih.
7. Warna-warna tertentu tidak boleh digunakan bersamaan: Merah dan hijau, merah dan hitam, hijau tua dan hitam, atau biru dan hitam tidak boleh digunakan bersamaan sebagai latar belakang dan teks, atau ciri-ciri grafik. Catatan: Karena buta warna, sekitar 10% dari masyarakat mengalami kesulitan dengan warna merah dan hijau.
5. Latar belakang harus sederhana, tidak bersifat grafis, dan biasanya harus memiliki satu warna saja, bila mungkin warna pastel muda atau putih bila cetakan warna hitam digunakan. Gradient dua-warna dapat diterima bila salah satu dari kedua warna tersebut adalah putih. Gradient dua-warna juga dapat diterima bila salah satunya bukan warna putih, bila warna- warna tersebut berdekatan pada roda warna (misalnya kuning ber-gradient dengan hijau). Abu-abu harus dihindari, baik pada teks ataupun latar belakang dari presentasi PowerPoint
6. Teks dan latar belakang haruslah sangat kontras. Bila latar belakang berwarna gelap, teksnya harus berwarna sangat terang. Bila latar belakangnya berwarna terang, teksnya harus berwarna sangat gelap. Beberapa kombinasi warna yang baik untuk teks dan latar belakang adalah hitam dan putih, kuning dan ungu, kuning dan biru tua, merah tua dan putih, hijau tua dan putih, biru tua dan putih, hitam dan kuning, dan ungu dan putih.
7. Warna-warna tertentu tidak boleh digunakan bersamaan: Merah dan hijau, merah dan hitam, hijau tua dan hitam, atau biru dan hitam tidak boleh digunakan bersamaan sebagai latar belakang dan teks, atau ciri-ciri grafik. Catatan: Karena buta warna, sekitar 10% dari masyarakat mengalami kesulitan dengan warna merah dan hijau.
Pemimpin yang Super adalah pemimpin yang memiliki Manajemen Diri dan Manajemen Waktu yang baik dan efektif.
Setiap orang ingin menjadi seorang pemimpin. Namun kita harus ingat bahwa seorang pmeimpin perlu memiliki apa yang disebut dengan Manajemen Diri dan Manajemen Waktu yang baik dan efektif. Seperti layaknya sebuah perusahaan, pribadi adalah salah satu bentuk yang perlu diarahkan dalam suatu teori manajemen. Orang-orang yang telah berhasil tidak luput dari cara mereka membentuk diri melalui sebuah masalah, yang ada dalam perjalanan hidupnya. Selain tidak gampang menyerah, mereka bertekun, berdoa dan berani menghadapi persoalan hidup.Kegagalan-kegagalan yang membuat mereka menitikkan airmata, namun terus berjuang mencapai apa yang mereka impikan. Tidaklah penting berapa kali anda gagal, namun berapa kali anda bangkit dari kegagalan itu. Itulah yeng menentukan kesuksesan mereka. Dan semua itu disebut manajeman diri. Dibawah ini ada beberapa hal mengenai manajeman seorang pemimpin.
1. Orientasi pada tujuan yang mulia.
Sebuah pekerjaan atau pelayanan yang menghampiri kita, janganlah kita lewatkan, tetapi ambillah kesempatan itu dan tentukan tujuan apa yang hendak anad capai. Tetapkan orientasi tujuan, yang kiranya mulia dihadapan Tuhan. Belajarlah menjadi orang yang memiliki orientasi tujuan, sehingga itu menjadi tolak ukur anda ketika anda mengerjakannya. Ia seperti sebuah nada lagu yang sumbang ketika anda telah menyimpang darinya. Dalam hal ini prioritaskan Tuhan dalam hidup anda. Artinya anda tidak fokus pada kepentingan sendiri, keinginan dan keegoisan anda, tapi meletakkannya dalam porsi Tuhan. Anda akan tahu apa yang Tuhan inginkan dari anda atas pekerjaan atau pelayanan itu. Akan ada waktunya untuk anda pahami. Tujuan yang mulia biasanya mencakup kebutuhan orang banyak, dan menggeserkan keegoan kita. Hal ini bersifat obyektif, dan bukan subjektif (aku). Gantikan “aku” menjadi “mereka”.
2. Berani mencoba hal-hal yang baru. Seseorang yang ingin menjadi seorang pemimpin harus berani mencoba hal-hal yang baru dan baik. Ia berani berimprovisasi dan tidak kaku pada suatu sistem yang salah. Ia memperbaharui sistem itu sehingga berkembang menurut jamannya, agar ia tidak mati oleh karena sang waktu. Seorang pemimpin harus mengambil langkah yang tepat, apakah perubahan itu diperlukan dengan mempertimbangkan kebaikan dan keburukan atas hal-hal yang baru tersebut. Apakah perubahan itu membuatnya merasa lebih baik, karena terkadang perubahan itu akan mengubah sikapnya 180 derajat. Perubahan biasanya membuat orang disekitar kita tidak merasa nyaman atau bahkan ragu-ragu terhadap diri kita( baca: kepemimpinan). Setiap keputusan pasti ada konsekuensinya. Jalani dengan penuh keyakinan diri, ketika anda melakukannya, orang-orang akan memperhatikan diri anda, melihat sikap anda dan terus memonitor anda. Namun lambat laun, ketika segala sesuatu terbukti baik, maka orang-orang akan menjadi yakin dengan diri anda. Ketika anda berhasil menyakinkan mereka, maka mereka akan menjadi pengikut anda, dalam arti kata,anda akan menjadi teladan buat mereka. Yakinkanlah mereka dengan perbuatanmu, dan bukan dengan kalimat kata-kata.Antara perbuatan dan perkataan hendaknya searah.
3. Libatkanlah Tuhan dalam pekerjaan/pelayanan
Point ini sangat penting dilakukan. Karena Tuhan adalah sang sutradara dalam kehidupan kita. Libatkanlah Dia dalam segala tindakan dan keputusan anada. Anda tidak akan berhenti pada satu titik yang salah. Dia tahu apa yang terbaik buat anda. Berdoalah sebelum anda mengambil keputusan, dengan demikian anda telah mengizinkannya untuk capur tangan. Keputusan-keputusan yang sederhana akan menentukan keputusan-keputusan yang besar. Ada kalanya keputusan yang sederhana itu bersumber dari Tuhan. Dia tidak ingin anda terkekang dalam masalah yang rumit dan tidak terselesaikan. Anda butuh bantuanNya. Meskipun pekerjaan akan memberikan warna yang baru dalam hidup anda. Anda akan menikmati pekerjaan dan pelayanan itu, namun bukan berarti anda bebas dari masalah. Paling tidak , pekerjaan anda memberikan kontribusi pada pribadi anda,misalnya pembentukan karakter, kedewasaan, pembelajaran diri dan perkembangan diri.
4. Memiliki hati yang melayani
Entah kita sadari atau tidak, hidup kita adalah melayani dan dilayani. Memiliki hati melayani adalah ciri seorang pemimpin. Mengapa? Karena ia telah memberikan teladan bagi orang lain. Hati melayani adalah hati seorang hamba. Seorang hamba memberikan pelayanan bagi tuannya tanpa menuntut suatu pujian atau hormat. Melayani bukanlah untuk mendapatkan kehormatan, tapi sebaliknya melayani agar kebutuhan orang lain terpenuhi atau dipuaskan. Seorang hamba tidak memiliki wewenang apapun pada tuannya, kecuali upah yang diberikan sesuai pekerjaannya. Upah inilah yang menjadi titik awal dari apa yang ia kerjakan. Seorang pemimpin tidak harus memiliki jabatan direktur, komisaris, manajer, kepala supervisor, gembala, dan yang lainnya. Siapapun yang memiliki hati melayani adalah seorang pemimpin. Dan upah yang ia dapat adalah banyaknya orang yang akhirnya mengikuti ia dengan menjadi teladan lagi buat orang lain. Ia telah menjadi teladan buat sekitarnya, dan orang-orang yang meneladaninya pun menjadi teladan buat hidup orang-orang lain, dan seterusnya.Yang menjadi teladan bagi mereka adalah kehidupan yang ia pancarkan melalui sikap dan perbuatanya, keputusan dan perkataannya, dan sebagainya. Itulah seorang pemimpin. Yesus sudah mejadi teladan buat diri kita, dan selanjutnya bagian kita mempresentasikan teladanNya.
5. Mengembangkan talenta
Seorang pemimpin tidak merasa cepat puas atas apa yang ia miliki saat ini. Dan ini bukan berbicara mengenai jabatan dan harta benda, tapi talenta.Seorang pemimpin akan terus mengembangkan dirinya melalui talenta-talenta yang ia miliki saat ini, sampai akhirnya ia menciptakan sesuatu yang baru dalam hidupnya. Ia berkarya dan terus mencipta hal-hal yang positif dalam dirinya. Talenta yang ia miliki dipergunakan untuk kebutuhan orang banyak, dan memperkaya diri dengan berbagai macam pengetahuan akan talenta itu. Ketika orang lain berkata “ cukup, pemimpin berkata “tidak”. Hidupnya terus bergelora ketika apa yang ia persembahkan buat kehidupan orang lain menjadi berkat bagi orang tersebut, maka ia terus akan mendaki puncak-puncak gunung berikutnya. Selalu ada puncak-puncak gunung yang lebih tinggi yang akan ia raih. Memang ia akan berhenti sejenak, namun kemudian ia akan bersiap menerima hal-hal yang baru dan segera mengambil langkah yang terbaik untuk setiap kesempatan yang ada.
6 . Selesaikan tugas dengan terbaik dan bijaksana
Setiap orang mengemban sebuah tugas, namun sedikit orang mampu menyelesaikannya dengan baik. Banyak yang berhenti ditengah jalan, malah ada yang tidak dapat mengerjakannya sama sekali. Entah memang tidak mampu atau tidak mau. Mereka hidup dalam ketidakpedulian atas diri sendiri, maka bagaimana mungkin mereka dapat menyelesaikannya dengan baik. Bentuk kepedulian kita yang mendorong kita mampu menyelesaikan tugas tersebut. Setiap orang mulai pada titik yang sama, tapi menyelesaikannya pada titik yang berbeda. Hal ini terjadi karena perbedaan motivasi, daya pikir, dan keinginan yang berbeda. Seseorang yang mampu menyelesaikannya dengan baik adalah seorang pemimpin yang bijaksana. Karena ia tahu bagaimana memulainya dan bagaimana mengakhirinya. Tidak semua orang setuju dan gembira bersama atas keberhasilan kita, namun percayalah bahwa setiap orang menikmati hasil pekerjaan kita yang terbaik.Dan itulah yang mulia.
7. Lakukan kehendak Tuhan
Ini biasanya yang sulit dikerjakan, karena kita tidak tahu apa yang menjadi standar-standar Tuhan, tapi bersyukurlah karena kita memmpunyai firman Tuhan , sehingga kita menjadi tahu apa yang berkenan dihadapanNya. Saat anda hendak mengambil sebuah keputusan, berdoalah dahulu, agar anda mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidupmu. Kehendak Tuhan bukan hanya semata-mata menyenangkan orang banyak, tetapi kehendak Tuhan adalah terbaik buat semua orang. Yang baik buat kita, belum tentu kehendak Tuhan, tapi kehendak Tuhan adalah yang terbaik buat kita.
8. Muliakanlah Tuhan , bukan diri sendiriMuliakanlah Tuhan melalui hidupmu. Kita hidup didunia ini bukan diperuntukkan diri kita sendiri, tapi buat Tuhan dan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu ia tidak dapat hidup dalam kesendirian sepanjang usianya. Manusia mebutuhkan pertolongan, dukungan, dorongan dari manusia lain. Saling membutuhkan, saling memenuhi, saling mencukupi, demukianlah manusia hidup. Manusia membutuhkan pengakuan, penghargaan, dari orang lain.Manusia adalah mahkluk yang sempurna , tapi pribadi manusia tidak sempurna, karena yang sempurna adalah milik Tuhan. Tuhanlah yang dapat mmbuat kita menjadi sempurna. Oleh karena itu kemuliaan milik Tuhan, bukan manusia. Walau dengan segala upaya dan daya, manusia ingin sempurna, tapi tetap tidak dapat, karena pasti ada celah-celah kecil yang buruk dalam diri kita, yang tidak bisa kita tutupi. Hanya Tuhan yang sempurna, dan Dialah yang layak menerima kemuliaan itu, bukan diri kita. Tidak baik manusia mempermuliakan dirinya, sebab itu dapat mendatangkan bencana bagi hidupnya, yaitu kesombongan dan keangkuhan diri, yang akhirnya membuat dia jatuh dalam dosa yang besar. Seorang pemimpin tidak akan merasa malu menyadari bahwa ia tidak sempurna, tetapi karena dia mengerti bahwa dia hanyalah ciptaan Yang Maha Kuasa.Dan itu tidak membuat dia menjadi lemah, tapi justru dia menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan.
9 Miliki Team atau partner.
Sebuah batang lidi akan mudah dipatahkan, Seikat batang lidi akan sulit dipatahkan Demikian juga manusia, bersama tim kita lebih kuat, dari pada seorang diri. Team yang dapat memberi dukungan, dorongan, motivasi buat kita. Seorang pemimpin yang berhasil, pastilah ada sejumlah orang yang menjadi teamnya untuk meraih keberhasilan itu. Team dapat dibentuk ketika adanya persamaan kepentingan atau hasrat, misalnya team keluarga, team kantor, team department,team komsel, team anak, team hobi, da lainnya. Untuk membentuk team, perlu kerendahan hati dan kejujuran pada setiap anggota team. Hal inilah yang membuat team tersebut tetap bertahan oleh sang waktu karena timbulnya rasa persaudaraan dan rasa saling percaya.
10. Memegang teguh integritas
Dalam kamus bahasa Indonesia, integritas artinya kejujuran; mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Membangun suatu integritas diperlukan ketekunan dan kekuatan untuk menolak hal-hal yang dapat meruntuhkan integritas kita. Anda butuh membangun integritas dalam waktu yang lama, bukan jangka pendek, namun anda bisa menghancurkannya dalam sekejap. Orang lain dapat mengenal anda sebagai pemimpin melalui integritas diri anda, yang anda pancarkan melalui kehidupan anda. Ketika anda membangun sebuah integritas, kemungkinan orang-orang menolak anda, tapi ketika anda berhasil membangun integritas itu orang-orang akan menghormati anda. Bangunlah integritas yang benar sesuai firman Tuhan. Orang-orang memandang lingkungan anda dan menilai diri anda dimana anda berada. Itulah integritas.
Mengapa ada orang yang ber-IQ tinggi gagal menjadi pemimpin, sementara orang yang IQ-nya sedang-sedang justru bisa menjadi pemimpin yang baik? Ternyata ada suatu cara lain untuk menjadi sukses, yaitu “kecerdasan emosional.” Kecerdasan emosional mencakup keterampilan mengahadapi tekanan, mengenali dan mengekspresikan emosi, keteguhan hati, empati serta keterampilan berhubungan dengan orang lain. Ini merupakan ciri orang-orang yang menonjol. Rendahnya kecerdasan emosional dalam memimpin anak buah dapat menghambat kinerja perusahaan dan menghancurkan karier. Untungnya, kecerdasan emosional ini tidak ditentukan sejak lahir, tapi bisa dipupuk dan diperkuat dalam diri kita. Apalagi kita semua manusia mempunyai peluang yang sama untuk bisa menjadi seorang Pemimpin yang Super. Yang tak kalah penting ialah, ketika kita menjadi seorang pemimpin maka kita harus terbuka pada hal – hal baru namun harus tetap kritis, dalam arti tetap menyaring hal – hal yang positif dan yang bisa “membangun”. Dan lagi kalau menurut pendapat saya sebelum kita memimpin orang lain kita harus terlebih dahulu bisa memimpin diri kita sendiri.
Akhir kata saya mengucapkan selamat menjadi Pemimpin yang Super!!
Never say " but I can't "
Because nothing is impossible! God Bless everybody.... ^.^
Akhir kata saya mengucapkan selamat menjadi Pemimpin yang Super!!
Never say " but I can't "
Because nothing is impossible! God Bless everybody.... ^.^
sumber : dari berbagai sumber